Bias adalah bulan dimana seluruh
kegiatan imunisasi dilaksanakan di seluruh Indonesia oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan.
Imunisasi dalah pemberian vaksin dengan tujuan agar mendapatkan
perlindungan (kekebalan) dari penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I).
Tujuan pelaksanaan BIAS adalah
mempertahankan Eleminasi Tetanus Neonaturum, pengendalian penyakit
Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang melalui imunisasi DT,
TT dan Campak pada anak sekolah.
Imunisasi yang diberikan pada BIAS ada tiga jenis yaitu:
Campak pada anak kelas I
DT pada anak kelas I
TT pada anak kelas II dan III
Campak
Sering disebut Tampek (Betawi), Gabagan (Jawa), Madewa (Bali), Mazelen
(Belanda), Maesles (Inggris) dan Morbili (Latin) adalah penyakit yang
sangat berbahaya untuk bayi dan anak karena sering disertai komplikasi
bronchopneumonia yang banyak menyebabkan kematian pada bayi dan anak.
Bahaya penyakit campak adalah panas tinggi, radang mulut dan tenggorokan, diare, radang otak, gizi memburuk, radang paru.
Cara penularannya secara kontak langsung dan melalui pernafasan
penderita. Siswa yang terkena campak sebaiknya tidak diijinkan sekolah
sampai sembuh agar tidak terkaji penularan ke teman-temannya.
Pencegahannya dengan pemberian imunisasi Campak pada waktu bayi (9
bulan) dan diulang (booster) kembali pada waktu kelas I SD untuk
menambah kekebalan seumur hidup.
DT
Difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya dapat menyebabkan kematian anak hanya dalam beberapa hari saja.
Tetanus adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka
Cara penularan Difteri melalui percikan-percikan ludah penderita waktu
batuk dan bersin, melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makanan yang
dicemari kuman-kuman penyakit. Sedangkan Tetanus penuralannya melaui
tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak bersih/steril,
melalui luka (tertusuk paku, beling).
Difteri: kerusakan jantung, pernafasan tersumbat
Tetanus: mulut terkancing, kaku, kejang, radang paru
Pencegahannya dengan imunisasi DPT pada saat bayi dan Imunisasi DT pada
kelas I SD serta Imunisasi TT pada kelas II dan III sebagai ulangan
(booster) untuk menambah kekebalan seumur hidup.
Tetanus Neonatorum adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka.
Cara penularan Tetanus Neonatorum melalui tali pusat karena pertolongan
persalinan yang tidak bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku,
beling).
Bahayanya: mulut terkancing, kaku, kejang, dan radang paru
Pencegahannya dengan pemberian imunisasi DPT pada bayi, DT pada kelas
I, TT pada kelas II dan III SD sebagai ulangan (booster) untuk menambah
kekebalan seumur hidup dan imunisasi TT pada wanita usia subur (WUS)
15-39 tahun/Ibu hamil sampai dengan status T5.
BIAS di Puskesmas Kuta Selatan dilaksanakan 2 kali setahun yaitu pada :
Bulan September untuk pemberian imunisasi Campak pada anak kelas I
Bulan Nopember untuk pemberian imunisasi DT pada anak kelas I, TT pada anak kelas II dan III.
BIAS dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) negeri dan swasta, Adapun Jumlah sasaran SD di wilayah Puskesmas
Kuta Selatan adalah sebanyak 53 SD
Sasaran kegiatan BIAS adalah
seluruh anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan
swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren,
seminari, SDLB) laki-laki dan perempuan.
Untuk anak yang tidak
sekolah pada pelaksanaan BIAS agar diajak ke Puskesmas terdekat untuk
mendapatkan imunisasi, sedangkan untuk anak yang sakit pemberian
imunisasi ditunda dan apabila sembuh agar diajak ke puskesmas terdekat
untuk diimunisasi.
Post a Comment